Resuman dari buku yang
berjudul Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori dengan penulis Rahardjo Adisamita
serta penerbit dari Graha Ilmu oleh :
Nama :M.Abdulloh
NIM : 1201010004
Prodi : Pendididkan Geografi UMP
BAB
II. Lintas Pemikiran Mengenai Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
2.1.
Masalah Ekonomi dan Unsur Pertumbuhan
Tiga masalah ekonomi yang mendasar dan saling terkait
yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Komoditas
apa yang harus diproduksi dan berapa banyak.
2. Bagaimana
komoditas itu dihasilkan.
3. Bagi
siapa komoditas itu dihasilkan.
W.W. Rostow mengemukakan suatu
teori yang membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahap, yaitu :
1)
Masyarakat tradisional (the traditional society)
2)
Prasyarat untuk lepas landas (the precondition for take off)
3) Lepas
landas (the take off)
4) Gerakan
kearah kedewasaan (the drive to maturity)
5)
Masa konsumsi tinggi (the age of hig mass consumption)
Unsur-unsur pertumbuhan
di Negara maju dan berkembang sebenarnya tidak berbeda, yang berbeda hanyalah
kebutuhan dan tingkat kelangkaan faktor – faktor produksi. Mesin kemajuan
ekonomi bergerak diatas empat roda yaitu :
1. Sumber
daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, penduduk, disiplin, motivasi)
2. Sumber
daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, iklim)
3. Pembentukan
modal (mesin – mesin, pabrik, jalan raya)
4. Tingkat
teknologi (pengetahuan, rekayasa,
manajemen, kewirausahaan)
2.2. Anlisis Ekonomi Klasik
Ciri
fundamental dari perkembangan ekonomi adalah pembentukan modal, meskipun diakui
bahwa analisis ekonomi klasik masih besifat sederhana namun analisisnya telah
memperlihatkan banyak aspek penting dari proses akumulasi modal tersebut. Para
penulis klasik menganggap bahwa teknologi dan sumberdaya alam tetap konstan dan
perubahan penduduk tergantung pada tingkat pendapatanper kapita. Dengan
demikian mereka mampu menganalisis mekanisme akumulasi modal dan pertambahan
penduduk, di samping itu mampu pula merumuskan prinsip – prinsip mengenai gerak
– gerik tingkat perkembangan jangka panjang.
2.3. Analisis Ekonomi Neo-Klasik
Untuk
memahami pemikiran neoklasik mengenai konsep pembangunan, maka perlu diaturkan
tiga gagasannya yang saling berhubungan dalam pemikiran ekonomi. Pertama,
pembangunan sebagai suatu proses yang berangsur – angsur (gradual) dan terus menerus (continuous);
kedua, proses pembangunan tersebut bersifat selaras (harmonious) dan komulatif; dan ketiga, pada umumnya pandangan
mereka adalah opmistik terhadap kemungkinan – kemungkinan kemajuan teknologi
yang terus menerus itu.
Perekonomian
dianggap sebagai suatu organisme. Kemajuan atau evolusi adalah pertumbuhan
organis (organic gworth). Aksioma
yang menyatakan bahwa “alam itu tidak mau melompat” terutama berlaku bagi
pembangunan ekonomi. Kemajuan teknologi terjadi dari kemajuan dan persebaran
pengetahuan yang berangsur – angsur. Suatu teknik baru menjadi salah satu mata
rantai dalam rangkaian invensi yang lain. Dan cara mengintroduksikan invensi
teknik produksi kedalam arus ekonomi pada umumnya dianggap relative lunak (smooth) dan secara terus menerus.
2.4.
Analisis Schumpeter
Tokoh pertama dalam
analisis Schumpeter mengenai proses pembangunan adalah wiraswasta atau
worausaha (entrepreneur). Wiraswasta
itu adalah inovasi yaitu orang yang mengadakan kombinasi baru bagi faktor –
faktor produksi. Inovasi – inovasi itu dapat terjadi dalam bentuk (i)
introduksi suatu barang baru, penggunaan suatau metoda produksi baru, (iii)
pembukaan suatu pasar baru, (iv)
diperolehnya sumber bahan – bahan mentah yang baru, (v) reorganisasi suatu
industry. Sifat dan fungsi wiraswasta meperlihatkan sifat dinamis dalam
pembangunan ekonomi. Kewiraswastaan (entrepreneurship)
bukanlah kegiatan menejerial yang biasa. Kegiatan menejerial hanyalah
memimpin produksi dengan teknik – teknik yang ada, tetapi fungsi kewiraswastaan
membutuhkan diintroduksinya suatu yang baru sama sekali. Wiraswasta itu
bukanlah identic dengan kapitalis, walaupun dalam beberapa hal mungkin
wiraswasta itu adalah kapitalis juga.kapitalis menyediakan dana, sedangkan yang
memimpin (leadership).
2.5.
Analisis Harrod-domar
Model
pertumbuhan Harrod-Domar dapat dipakai untuk menganalisis pertumbuhan wilayah
dengan memperhitungkan pertumbuhan modal dan tenaga kerja antar wilayah.
2.6.
Aliran Keynes dan Ekonomi Aliran Utama Modern
Keynes
menganalisis ekonomi yang dipengaruhi oleh pengangguran dan paham kapitalisme
yang berlebihan. Tema sentralnya adalah bahwa karena upah bergerak lamban, maka
system kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju keseimbangan penggunaan
tenaga kerja yang penuh (full employment
equilibrium). Menurut Keynes, akibat yang ditimbulkan adalah justru
sebaliknya (equilibrium underemployment) yang
dapat diperbaiki melalui perbaikan fiscal atau kebijakan moneter untuk
meningkatkan permintaan agregat.
2.7.
Perkembangan Paradigma Ilmu Ekonomi
Pertama;paradigm
klasik adalah mendasarkan pada pemikiran Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi).
Pertumbuhan dapat terjadi melalui;(i)spesialis tenaga kerja, (ii) penggunaan
modal dalam produksi, (iii) pembentukan modal dari kelebihan produksi, (iv)
berlangsung dalam suasana persaingan bebas.
Kedua;
paradigm Neo-Klasik terletak pada prinsip persaingan kekuatan pasar, dengan
membuka peluang sampai batas tertentu untuk intervensi campur tangan
pemerintah.
Ketiga;
paradigm Keynes adalah pembangunan melalui pembentukan modal dengan
campurtangan pemerintah untuk menyeimbangkan kekurangan (ketidak sempurnaan)
kekuatan pasar.
Keempat;
paradigm pasca Keynes, dibutuhkan paradigm yang berciri global,yaitu (i)
kesenjangan ekonomi terdapat pada tingkat dunia Antara Negara maju dan Negara
berkembang, terjadi juga antar tingkat nasional dan regional, antar sector,
antar golongan dan antar individu; (ii) ledakan jumlah penduduk dunia
mengakibatkan kesnjangan yang menduia; (iii) ancaman kelestarian lingkungan.
BAB
III.Proses dan Teori Pertumbuhan Wilayah
3.1.
Pertumbuhan
dari dalam
Pembahasan mengenai
pertumbuhan wilayah dari dalam dimaksudkan sebagai telaahan atau wacana yang
mengamati proses berlangsungnya pertumbuhan pembangunan dalam suatu wilayah
ditinjau dari segi hubungan structural (keterkaitan anatar sector) maupun dari
segi hubungan funsional (interaksi antar subsistem dalam suatu wilayah).
Pengamatan terhadap suatu wilayah berarti tidak memperhitungkan pengaruh
keterkaitan dengan wilayah – wilayah luar.
Wilayah – wilayah itu
diartikan sebgai sub system ( regional) dari suatu system yang lebih besar
(nasiona), maka tugas yang pertama dilakukan adalah melihat proses terjadinya
konsentrasi kegiatan – kegiatan utama yang berkembang dan mendorong munculnya
pusat – pusat sub system wilayah.
3.2.
Pertumbuhan
dari luar
Pembahasan pertumbuhan
wilayah dari luar lebih menekankan perhatian pada keterkaitan suatu wilayah
dengan wilayah diluarnya.faktor uatama untuk pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi wilayah adalah investasi (akumulasi modal), inovasi (kemajuan
teknologi), dan sumberdaya alam. Factor – factor pertumbuhan tersebut dapat
memenuhi ciri sebagai factor yang terpengaruh secara parsial (partially induced factor), dan sebagai
factor bebas (otonom) secara parsial (partially
autonomous factor). Nampaknya diantara factor – factor tersebut yang paling
bebas (otonom) adalah sumberdaya alam (seperti keindahan alam, kandungan bahan
tambang, kondisi lingkungan yang favourable, lokasi pelabuhan laut yang
setrategis, dan lainnya).
3.3.
Teori
Basis Ekspor
Telah sejak lama
dikenal teori basis ekonomi (economic
base theory) yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Negara)
bersumber pada permintaan dari wilayah(Negara) di luar. Dalam perdagangan antar
wilayah (Negara) dan pembangunan variable ekspor dianggap otonom (bebeas) yang
bersifat eksogin, maka teori diatas berubah sebutannya menjasi teori basis
ekspor (ekspor base theory).
Teori basis ekspor
membagi wilayah yang melakukan perdagangan menjadi dua, yaitu wilayah yang
bersangkutan dan wialayah – wilayah sisanya, demikian pula struktur
perekonomian dibedakan menjadi dua yaitu sector dasar dan sector non dasar.
3.4.
Teori
sector atau pendejkatan sector
Teori sector beranjak
dari hipotesis Clark-Fischer yang menyatakan bahwa suatu kenaikan pendapatan
perkapita akan diikuti oleh suatu penurunan dalam proporsi sumberdaya yang
digunakan dalam sector pertanian dan kenaikan proporsi dalam sector manufaktur
dan selanjutnya pada sector jasa.
3.5.
Strategi
pembangunan yang Berakibat ke Luar dan Ke Dalam (out and inward looking)
Perkonomian dalam negri
digerakan kearah pembangunan industry ekspor untuk melayani permintaan pasar
dunia. Barang – barang diproduksi secara murah, sehingga memiliki saya saing
yang kuat. Hasil produksi barang ekspor digunakan untuk membuar barang yang di
impor.
No comments:
Post a Comment