Wednesday, January 20, 2016

Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori

Resuman dari buku yang berjudul Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori dengan penulis Rahardjo Adisamita serta penerbit dari Graha Ilmu oleh :
Nama   :M.Abdulloh
NIM    : 1201010004
Prodi   : Pendididkan Geografi UMP
BAB II. Lintas Pemikiran Mengenai Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
2.1. Masalah Ekonomi dan Unsur Pertumbuhan
            Tiga masalah ekonomi yang mendasar dan saling terkait yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      Komoditas apa yang harus diproduksi dan berapa banyak.
2.      Bagaimana komoditas itu dihasilkan.
3.      Bagi siapa komoditas itu dihasilkan.
W.W. Rostow mengemukakan suatu teori yang membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahap, yaitu :
1)      Masyarakat tradisional (the traditional society)
2)      Prasyarat untuk lepas landas (the precondition for take off)
3)      Lepas landas (the take off)
4)      Gerakan kearah kedewasaan (the drive to maturity)
5)      Masa konsumsi tinggi (the age of hig mass consumption)
Unsur-unsur pertumbuhan di Negara maju dan berkembang sebenarnya tidak berbeda, yang berbeda hanyalah kebutuhan dan tingkat kelangkaan faktor – faktor produksi. Mesin kemajuan ekonomi bergerak diatas empat roda yaitu :
1.      Sumber daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, penduduk, disiplin, motivasi)
2.      Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, iklim)
3.      Pembentukan modal (mesin – mesin, pabrik, jalan raya)
4.      Tingkat teknologi  (pengetahuan, rekayasa, manajemen, kewirausahaan)

2.2. Anlisis Ekonomi Klasik
            Ciri fundamental dari perkembangan ekonomi adalah pembentukan modal, meskipun diakui bahwa analisis ekonomi klasik masih besifat sederhana namun analisisnya telah memperlihatkan banyak aspek penting dari proses akumulasi modal tersebut. Para penulis klasik menganggap bahwa teknologi dan sumberdaya alam tetap konstan dan perubahan penduduk tergantung pada tingkat pendapatanper kapita. Dengan demikian mereka mampu menganalisis mekanisme akumulasi modal dan pertambahan penduduk, di samping itu mampu pula merumuskan prinsip – prinsip mengenai gerak – gerik tingkat perkembangan jangka panjang.

2.3. Analisis Ekonomi Neo-Klasik
            Untuk memahami pemikiran neoklasik mengenai konsep pembangunan, maka perlu diaturkan tiga gagasannya yang saling berhubungan dalam pemikiran ekonomi. Pertama, pembangunan sebagai suatu proses yang berangsur – angsur (gradual) dan terus menerus (continuous); kedua, proses pembangunan tersebut bersifat selaras (harmonious) dan komulatif; dan ketiga, pada umumnya pandangan mereka adalah opmistik terhadap kemungkinan – kemungkinan kemajuan teknologi yang terus menerus itu.
            Perekonomian dianggap sebagai suatu organisme. Kemajuan atau evolusi adalah pertumbuhan organis (organic gworth). Aksioma yang menyatakan bahwa “alam itu tidak mau melompat” terutama berlaku bagi pembangunan ekonomi. Kemajuan teknologi terjadi dari kemajuan dan persebaran pengetahuan yang berangsur – angsur. Suatu teknik baru menjadi salah satu mata rantai dalam rangkaian invensi yang lain. Dan cara mengintroduksikan invensi teknik produksi kedalam arus ekonomi pada umumnya dianggap relative lunak (smooth) dan secara terus menerus.

2.4. Analisis Schumpeter
Tokoh pertama dalam analisis Schumpeter mengenai proses pembangunan adalah wiraswasta atau worausaha (entrepreneur). Wiraswasta itu adalah inovasi yaitu orang yang mengadakan kombinasi baru bagi faktor – faktor produksi. Inovasi – inovasi itu dapat terjadi dalam bentuk (i) introduksi suatu barang baru, penggunaan suatau metoda produksi baru, (iii) pembukaan suatu pasar baru,  (iv) diperolehnya sumber bahan – bahan mentah yang baru, (v) reorganisasi suatu industry. Sifat dan fungsi wiraswasta meperlihatkan sifat dinamis dalam pembangunan ekonomi. Kewiraswastaan (entrepreneurship) bukanlah kegiatan menejerial yang biasa. Kegiatan menejerial hanyalah memimpin produksi dengan teknik – teknik yang ada, tetapi fungsi kewiraswastaan membutuhkan diintroduksinya suatu yang baru sama sekali. Wiraswasta itu bukanlah identic dengan kapitalis, walaupun dalam beberapa hal mungkin wiraswasta itu adalah kapitalis juga.kapitalis menyediakan dana, sedangkan yang memimpin (leadership).
2.5. Analisis Harrod-domar
            Model pertumbuhan Harrod-Domar dapat dipakai untuk menganalisis pertumbuhan wilayah dengan memperhitungkan pertumbuhan modal dan tenaga kerja antar wilayah.
2.6. Aliran Keynes dan Ekonomi Aliran Utama Modern
            Keynes menganalisis ekonomi yang dipengaruhi oleh pengangguran dan paham kapitalisme yang berlebihan. Tema sentralnya adalah bahwa karena upah bergerak lamban, maka system kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju keseimbangan penggunaan tenaga kerja yang penuh (full employment equilibrium). Menurut Keynes, akibat yang ditimbulkan adalah justru sebaliknya (equilibrium underemployment) yang dapat diperbaiki melalui perbaikan fiscal atau kebijakan moneter untuk meningkatkan permintaan agregat.
2.7. Perkembangan Paradigma Ilmu Ekonomi  
            Pertama;paradigm klasik adalah mendasarkan pada pemikiran Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi). Pertumbuhan dapat terjadi melalui;(i)spesialis tenaga kerja, (ii) penggunaan modal dalam produksi, (iii) pembentukan modal dari kelebihan produksi, (iv) berlangsung dalam suasana persaingan bebas.
            Kedua; paradigm Neo-Klasik terletak pada prinsip persaingan kekuatan pasar, dengan membuka peluang sampai batas tertentu untuk intervensi campur tangan pemerintah.
            Ketiga; paradigm Keynes adalah pembangunan melalui pembentukan modal dengan campurtangan pemerintah untuk menyeimbangkan kekurangan (ketidak sempurnaan) kekuatan pasar.
            Keempat; paradigm pasca Keynes, dibutuhkan paradigm yang berciri global,yaitu (i) kesenjangan ekonomi terdapat pada tingkat dunia Antara Negara maju dan Negara berkembang, terjadi juga antar tingkat nasional dan regional, antar sector, antar golongan dan antar individu; (ii) ledakan jumlah penduduk dunia mengakibatkan kesnjangan yang menduia; (iii) ancaman kelestarian lingkungan.
BAB III.Proses dan Teori Pertumbuhan Wilayah
3.1.     Pertumbuhan dari dalam
Pembahasan mengenai pertumbuhan wilayah dari dalam dimaksudkan sebagai telaahan atau wacana yang mengamati proses berlangsungnya pertumbuhan pembangunan dalam suatu wilayah ditinjau dari segi hubungan structural (keterkaitan anatar sector) maupun dari segi hubungan funsional (interaksi antar subsistem dalam suatu wilayah). Pengamatan terhadap suatu wilayah berarti tidak memperhitungkan pengaruh keterkaitan dengan wilayah – wilayah luar.
Wilayah – wilayah itu diartikan sebgai sub system ( regional) dari suatu system yang lebih besar (nasiona), maka tugas yang pertama dilakukan adalah melihat proses terjadinya konsentrasi kegiatan – kegiatan utama yang berkembang dan mendorong munculnya pusat – pusat sub system wilayah.
3.2.     Pertumbuhan dari luar
Pembahasan pertumbuhan wilayah dari luar lebih menekankan perhatian pada keterkaitan suatu wilayah dengan wilayah diluarnya.faktor uatama untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi wilayah adalah investasi (akumulasi modal), inovasi (kemajuan teknologi), dan sumberdaya alam. Factor – factor pertumbuhan tersebut dapat memenuhi ciri sebagai factor yang terpengaruh secara parsial (partially induced factor), dan sebagai factor bebas (otonom) secara parsial (partially autonomous factor). Nampaknya diantara factor – factor tersebut yang paling bebas (otonom) adalah sumberdaya alam (seperti keindahan alam, kandungan bahan tambang, kondisi lingkungan yang favourable, lokasi pelabuhan laut yang setrategis, dan lainnya).
3.3.            Teori Basis Ekspor
Telah sejak lama dikenal teori basis ekonomi (economic base theory) yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Negara) bersumber pada permintaan dari wilayah(Negara) di luar. Dalam perdagangan antar wilayah (Negara) dan pembangunan variable ekspor dianggap otonom (bebeas) yang bersifat eksogin, maka teori diatas berubah sebutannya menjasi teori basis ekspor (ekspor base theory).
Teori basis ekspor membagi wilayah yang melakukan perdagangan menjadi dua, yaitu wilayah yang bersangkutan dan wialayah – wilayah sisanya, demikian pula struktur perekonomian dibedakan menjadi dua yaitu sector dasar dan sector non dasar.
3.4.       Teori sector atau pendejkatan sector
Teori sector beranjak dari hipotesis Clark-Fischer yang menyatakan bahwa suatu kenaikan pendapatan perkapita akan diikuti oleh suatu penurunan dalam proporsi sumberdaya yang digunakan dalam sector pertanian dan kenaikan proporsi dalam sector manufaktur dan selanjutnya pada sector jasa.

3.5.     Strategi pembangunan yang Berakibat ke Luar dan Ke Dalam (out and inward looking)
Perkonomian dalam negri digerakan kearah pembangunan industry ekspor untuk melayani permintaan pasar dunia. Barang – barang diproduksi secara murah, sehingga memiliki saya saing yang kuat. Hasil produksi barang ekspor digunakan untuk membuar barang yang di impor.


No comments:

Post a Comment